الحـديث الحادي عشر

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح


Kosa kata / مفردات  :
حفظ(ت)     : (saya) menghafal/
                 mengetahui    دَعْ          : tinggalkan
    يريب(ك)   : meragukan-(mu)

Terjemah hadits:
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah  dan kesayangannya  dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah  (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)

Pelajaran:
1.    Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2.    Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.
3.    Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4.    Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan kebimbangan.
5.    Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
6.    Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.

Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Meninggalkan keragu-raguan    : 14 : 10, 49 : 15, 2 : 2

الحــديث الثاني عشر
 
Top