Senin, 31 Mei 2010 20:12
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk serangan Israel ke Kapal Mavi Marmara yang menewaskan belasan orang. Apapun alasannya tidakan ini tidak bisa dibenarkan dan telah merusak upaya perdamaian yang telah didukung oleh dari berbagai pihak di seluruh penjuru dunia.
“PBNU sejak awal tidak menginginkan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Ini pastinya merusak upaya perdamaian,” kata Ketua Umum PBNU kepada wartawan di Jakarta, Senin (31/5).
Israel memastikan pihaknya melakukan penembakan dengan peluru tajam, karena berdalih sebelumnya tentara mereka dikeroyok oleh para penumpang kapal itu yang ditumpangi sekitar 700 relawan dari banyak negara.
Saat ini kapal telah dibawa pihak Israel ke sebuah pelabuhan. Mavi Marmara adalah satu dari 6 kapal Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Hingga berita ini diturunkan, setidaknya 19 orang dilaporkan telah meninggal dunia. Menurut Said Aqil, tindakan Palestina kali ini tidak bisa didiamkan.
Pihaknya mendukung upaya pemerintah Indonesia sebagai negara berpenduduk Musilim terbesar untuk ambil bagian dalam mengatasi menyelesaikan tragedi ini, apalagi dilaporkan sebanyak 12 warga negara Indonesia berada di kapal dan hingga kini belum bisa dipastikan nasibnya.
“Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar kita mendukung pemerintah Indonesia untuk ikut mengupayakan perdamaian di jalur Gaza. PBNU sebagai ormas Islam juga telah melakukan upaya-upaya agar cita-cita Palestina merdeka bisa terwujud,” pungkasnya. (nam)