Istigfar artinya mohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa. Istigfar adalah ungkapan tobat seorang hamba, komitmen untuk menjauhi segala larangan Allah dan menaati segala perintah-Nya.
Istigfar adalah pembersihan diri seorang hamba, untuk kemudian mendengarkan seruan fitrah, dan menjalani kebaikan yang melahirkan kesejahteraan. Dalam QS 71: 10--12 Allah berfirman, ''Maka Aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha-Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan lebat, dan membanyakkan harta, anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, serta mengadakan untukmu sungai-sungai.''
Imam Al-Qurtubi mengatakan ayat ini menunjukkan bahwa istigfar merupakan salah satu sebab untuk datangnya rezeki dan hujan. Imam Ibn Kasir ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, ''Jika kalian bertobat kepada Allah, minta ampunan-Nya dan menaati-Nya, niscaya akan dibuka jalan rezeki, dan akan mengalir air yang membawa keberkahan dari langit, dan menumbuhkan dari bumi segala keberkahannya, berupa tanam-tanaman, serta menyuburkan air susu ibu, pun akan dianugerahkan kepada mereka harta dan anak-anak, kebun-kebun yang subur dengan segala macam buah-buahan, di tengah-tengahnya mengalir air yang tidak pernah berhenti.''
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab RA, ketika minta hujan, hanya mengulang-ulang bacaan istigfar. Ketika ditanya, mengapa hanya membaca istigfar, sedangkan maksudnya minta hujan? Umar menjawab dengan membacakan ayat tersebut di atas. Imam Hasan Al-Bashri, setiap kali datang kepadanya orang-orang mengeluh karena kefakiran, tidak adanya lapangan kerja, dan kesulitan untuk mendapatkan keturunan, ia menjawab dengan anjuran memperbanyak istigfar.
Seorang ahli hikmah, Al-Hasan al Jadubah--sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Qurthubi dari Ibn Subih--mengatakan bahwa bila datang kepadanya seorang mengeluh karena sengsara, ia hanya menjawab, ''istaghfirillah''. Datang lagi yang lain mengeluh karena kelaparan, kemiskinan, dan kefakiran; ia hanya menjawab, ''istghfirillah.''
Datang lagi yang lain, minta kepadanya supaya mendoakan agar dikaruniai anak, ia hanya menjawab, ''istagfirillah.'' Datang yang lain lagi mengeluh karena kemarau panjang yang menyebabkan kegersangan kebunnya, ia hanya menjawab, ''istaghfirllah.'' Ketika ditanya mengapa jawabannya tidak lebih dari istigfar, Al-Jadubah menjawab, ''Saya tidak mengarang sendiri, ini adalah petunjuk dari Allah.''
Demikian agungnya istigfar. Sebuah langkah yang selama ini selalu kita abaikan dalam mencari jalan keluar dari berbagai krisis yang kita hadapi.
Sumber : Republika Online