Ahwal ul-Muslim al-Yaum
Ust. M Ihsan Arliansyah Tanjung
Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual dan problematika moral.
Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu)
Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:
Dho’fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat). Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya beberapa jam saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini masih kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat menyajikan Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum banyak dilaksanakan dengan cukup memuaskan.
Dho’fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah. Tsaqafah Islamiyah dikalangan muslim juga kurang seiring dengan kurang efektifnya peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum banyak dimiliki oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasai (misalnya politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun sebaliknya kurang di dapati muslim yang mempunyai pemnguasaan bidang umum dan memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqafah tidaklah banyak, dan masih kecil prosentasenya dibandingkan dengan jumlah muslim dan kebutuhan yang ada. Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang asal yaitu Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam. Juga ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah seperti ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.
Dho’fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai. Da’wah Islam pun nampaknya terkena gangguan. Banyak yang hidup segan dan mati tak mau. Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin perlu dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara (langkah) yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum dapat di banggakan bahkan keadaan sekarang ini menunjukkan bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak nampak bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurangan. Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian sudah hilang tujuan akhir yang sebenarnya kerana sudah terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang Islamiyah. Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah sebagai organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Da’wah yang tidak berjalan adalah satu masalah sendiri yang sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka yang tidak berda’wah juga merupakan masalah besar kerana mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat senang di makan oleh pihak musuh.
Dho’fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra “Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik”. Tanzim atau organisasi yang di kendalikan oleh Islam perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka mengamalkan Islam dalam dalam tanzimnya. Tanzim dapat dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara terbuka, atau organisasi Islam yang berwarna syarikat, pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzin ini perlu dilihat semula kerana keadaan ini mungkin juga sama dengan keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada kemungkianan yang di bawanya pun menjadi sakit.
Dho’ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.
Dho’fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.
Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)
Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:
Akhlak sebagai cermin muslim sudah di cemari oleh berbagai akhlak jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah. Banyak didapati muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di bezakan dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara merupakan wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan. Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti dimiliki. Keadaan demikian tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyetan menguasai dunia saat ini.
• Adamus Saja’ah (hilangnya keberanian)
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT.
• Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)
Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
1. termakan oleh rayuan-rayuan
2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.
• Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
• Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 “Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.
Kesabaran meliputi:
1. Ashabru bitha’at (sabar dalam ketaatan)
2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
3. Ashabru anil ma’siat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.
• Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.
• Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.
Ahwal Muslimin
Sasaran
• Memahami faktor-faktor kelemahan kaum muslimin dewasa ini dan berupaya untuk memperbaikinya
• Memahami peranan tarbiyah dan harakah dalam mengantisipasi kelemahan-kelemahan tersebut
• Menyadari bahwa jalan satu-satunya untuk memperbaiki kondisi umat adalah menjadikan dirinya layak bergabung dalam hizbullah.
Sinopsis
Keadaan ummat Islam sekarang ini memang hina dan berada dibawah tangan-tangan kekuasaan musuh Islam. Ummat Islam sebagai umat yang baik dan mulia ternyata tidak nampak kemuliannya ditengah manusia lain, bahkan nampak semakin terpuruk sebagaai buah kejahiliyahan yang semakin merajalela saat ini. Kondisi kaum muslimin hari ini mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya adalah aqidah, tarbiyah, tsaqafah, da’wah, pengorganisasian/tanzim, akhlak. Keadaan ini berlaku disebahagian kaum muslimin, yang nampak dari tidak dilaksanakannya ibadah wajib seperti shalat, berpakaian muslimah, zakat dan berpuasa. Keadaan demikian harus diperbaiki dengan menyediakan da’wah harakiyah yang integral dan bersifat rabbaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan aulawiyah serta sesuai dengan realitas dan seimbang.
Kelemahan kaum muslimin
• Aqidah adalah salah satu kelemahan utama & mendasar bagi kaum muslimin dewasa. Aqidah muslim pada sebagian muslim telah tercemar dengan berbagai kepercayaan yang merusak aqidah sebenarnya. Kepercayaan kepada nenek moyang dengan mengamalkan amalan kepercayaan tradisi jahiliyah yang diwarnai oleh animisme dan dinamisme. Sebagian kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh Hindu. Aqidah Islam juga di cemari oleh faham tareqat yang sesat dan kepercayaan syiah yang bertentangan dengan aqidah ahlus sunah wal jamaah. Aqidah yang di bawa oleh umat Islam tidak lagi tertanam secara baik di dada kaum muslimin, mereka mencampuri dengan kepercayaan kebendaan, keduniaan dan sebagainya yang menjelaskan aqidahnya kepada Allah SWT.
• Kelemahan aqidah yang dimaksud disini adalah kesalahan kaum muslimin dalam memahami aqidah Islam. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal yang saling berkaitan, mulai dari faktor : kesenjangan bahasa (pemahaman dangkal, sempit, rasa beragama hambar ), tradisi/kepercayaan yang turun temurun (animisme, dinamisme, hindu, budha syirik, berpikir tidak rasional, hilangnya budaya analisa & meneliti,peradaban statis), ghazwul fikri (syi’ah, oreintalis, sekularisme kehidupan tanpa kendali moral, brutal, ketidak adilan, perusakan lingkungan, ekstrem dunia & akherat, kekosongan jiwa, kekalahan politis/kepemimpinan umat). Akibatnya, ketika pondasinya salah maka bangunan yang ditegakkan diatasnya pun akan salah, rapuh dan menyimpang.
• Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya beberapa jam saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini masih kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat menyajikan Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum banyak dilaksanakan dengan cukup memuaskan.
• Kelemahan Tarbiyah / Pendidikan yang dialami kaum muslimin ini adalah kelemahan/kesalahan baik secara filosofis (dasar & arah), metodologi maupun konsep, muatan bahkan pengelolaannya.
• Kesalahan filosofis ttg pendidikan yang hanya lebih banyak diarahkan pencerdasan akal/kognitif – sehingga melahirkan orang pandai tidak bermoral, cerdas tapi tidak bisa bergaul/kemampuan sosialisasi rendah apalagi dihiasi dengan sifat licik, culas, dsb. Atau cerdas, pandai tapi penakut, sakit-sakitan, fisknya lemah. Atau pandai teoritis tidak aplikatif.
• Kelemahan metodologi & konsep yaitu konsep pendidikan yang tidak pernah dikembangkan, jumud, dimana mendidik adalah mendiktekan/membacakan materi untuk dihafal oleh murid, setiap kesalahan harus dihukum, pendapat guru adalah yang benar, mencontek dianggap biasa sehingga melahirkan murid yang tidak percaya diri, tidak sportif, biasa menipu & khianat, pasif, tidak kritis, takut akan perubahan, rasa ingin tahu terpasung, budaya meneliti hilang, dsb
• Dari sisi muatan & pengelolaan yaitu ketika pendidikan itu targetnya adalah kurikulum, pendidikan untuk tujuan bisnis, muatan tidak utuh, bahkan yang sangat parah adalah ketika dunia pendidikan hanya dijadikan sebagai suplemen kehidupan sehingga dukungan minim & terbatas.
• Tsaqafah Islamiyah dikalangan muslim juga kurang seiring dengan kurang efektifnya peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum banyak dimiliki oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasai (misalnya politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun sebaliknya kurang di dapati muslim yang mempunyai penguasaan bidang umum dan memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqafah tidaklah banyak, dan masih kecil prosentasenya dibandingkan dengan jumlah muslim dan kebutuhan yang ada. Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang asal yaitu Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam. Juga ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah seperti ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme. Kelemahan tsaqafah ini tentunya merupakan efek dari kelemahan dalam tarbiyah pada seluruh aspeknya, sehingga kita tertinggal pada seluruh bidang kehidupan, yang berakibat pada dominasi, pengaruh & hegemoni pada dunia Islam. Kaum muslimin menjadi konsumen peradaban & kelinci percobaan bukan menjadi pengendali dan pembuat peradaban dunia. Sebuah sunnatullah pasti akan berlaku bahwa yang kuat akan menguasai yang lemah, yang tahu akan menuntun /memimpin yang tidak tahu, yang pintar akan mengatur yang bodoh, dan ketika penguasaan, kepemimpinan & pengaturan ada ditangan mereka itu artinya dunia adalah milik mereka !!. Sedangkan lingkaran dunia kaum muslimin adalah : kebodohan, kelemahan, kemiskinan bodoh (gizi,sarana),
• Da’wah Islam pun nampaknya terkena gangguan. Banyak yang hidup segan dan mati tak mau. Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin perlu dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara (langkah) yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum dapat di banggakan bahkan keadaan sekarang ini menunjukkan bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak nampak bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurangan. Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian sudah hilang tujuan akhir yang sebenarnya kerana sudah terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang Islamiyah. Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah sebagai organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Da’wah yang tidak berjalan adalah satu masalah sendiri yang sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka yang tidak berda’wah juga merupakan masalah besar kerana mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat senang di makan oleh pihak musuh.
• Tanzim atau organisasi yang di kendalikan oleh Islam perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka mengamalkan Islam dalam dalam tanzimnya. Tanzim dapat dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara terbuka, atau organisasi Islam yang berwarna syarikat, pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzin ini perlu dilihat semula kerana keadaan ini mungkin juga sama dengan keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada kemungkianan yang di bawanya pun menjadi sakit.
• Akhlak sebagai cermin muslim sudah di cemari oleh berbagai akhlak jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah. Banyak didapati muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di bezakan dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara merupakan wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan. Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti dimiliki. Keadaan demikian tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyetan menguasai dunia saat ini.
Perbaikan dengan mewujudkan da’wah harakiah syaamilah
Realiti yang ada sekarang ini memerlukan suatu harakah inkaz (gerakan penyelamatan) untuk merubah keadaan umat Islam menjadi lebih baik dan terlepas dari segala penyakit yang membawa kita kepada kematian. Da’wah dan harakah yang mempunyai harapan kejayaan mesti mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus dipenuhi diantaranya adalah :
1. rabbaniyah,
2. minhajiyah,
3. marhaliyah
4. ulawiyah serta
5. sesuai dengan reality dan seimbang.
• Rabbaniyah di dalam Al Qur’an mempunyai cirri pribadi yang senantiasa mengajarkan Islam dan juga mempelajari nilai Islam. Selain itu cirri rabbani adalah mereka yang tidak merasa duka cita, hina dan lemah di dalam menjalankan da’wah IslamHarakah dan da’wah Islam yang rabani mesti mempunyai ahli dan system yang demikian . Ahlinya tidak diam begitu saja tetapi ia bergerak dan senantiasa,berda’wah,dalam menjalankan da’wahnya mereka tidak putus asa tetapi berterusan dan selalu berjalan dengan komitmen yang kuat dan kukuh.
• Minhajiyah, artinya da’wah Islam mesti mengikuti minhaj yang benar dengan kesedaran yang jelas dan bersih.. Minhaj dengan basirah ini tentunya merujuk kepada Al qur’an dan sunah serta merujuk kepada sirah nabawiyah. Kemudian dari panduan ini kita mempertimbangkan keadaan tempatan seperti situasi, kondisi, keadaan, peristiwa dan sikap yang muncul sehingga muncul fiqhud da’wah yang dapat dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan membawa ke jalan yang jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar sehingga Allah meredhainya.
• Marhaliyah, yaitu da’wah dan harakiyah mesti mengikuti marhalah sesuai dengan marhalah kesediaan, penerimaan, pengetahuan, kemampuan dan penguasaan mad’u atau aktivis harakah tersebut. Dengan marhalah ini maka da’wah dapat berjalan dengan baik dan berkesan. Ahli yang membawa da’wah akan mengalami ketenangan tanpa paksaan dan sesuai dengan kemampuan atau marhalah yang ada pada dirinya. Marhalah ini diperlukan di dalam da’wah dan harakah karena nabi SAW mengamalkan dan menyebarkan da’wah mengikuti dan memperhatikan marhalah ini. Misalnya da’wah pada marhalah tabligh yang mengajak kepada manusia secara umum, kemudian diteruskan kepada da’wah secara taklim dengan suasana pengajaran, kemudian diteruskan kpada da’wah marhalah takwin yang lebih kepada latihan dan pembntukan, kemudian ditingkatkan kepada marhalah tanzim dan tanfiz.
• Ulawiyah, artinya da’wah dan harakah juga memperhatikan keutamaan dari kerja-kerja yang akan dilakukan. Perlu memfokus kepada suatu isu dan aktiviti yang dapat memberikan sumbangn kepada ummat Islam sehingga da’wah dapat tampil ditengah masyarakat dengan kehadiran yang dialu-alukan. Misalnya keutamaan tarbiyah adalah suatu keutamaan bagi mana-mana da’wah dan harakah karena tanpa tarbiyah ini tidak akan dapat meneruskan da’wah. Tarbiyah akan menciptakan kader dan generasi penerus da’wah itu sendiri. Keutamaan lainnya yang menjadikan keutamaan adalah melihat isu semasa dan mencari jalan keluar yang dapat mengembangkan pengaruh ditengah masyarakat misalnya tampil da’wah dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, khidmat perubatan dan pendidikan yang membawa kearah kejayaan.
• Da’wah yang sesuai dengan reality ini merupakan sunnah dan minhaj da’wah Islamiyah. Da’wah mesti membumi dimana ia berpijak jangan melangit sehingga tidak dapat diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari mad’u. Keadaan yang mempertimbangkan reality ini secara berkesan di contohkan oleh nabi di dalam berda’wah di Mekah ataupun Madinah. Jahiliyah dimasa itu yang sangat kuat memungkinkan untuk menghancurkan Islam secar cepat tetapi da’wah Nabi secra bertahap dan pasti memulainya dengan sir dan kemudian cepat mempersiapkan keadaan di Madinah. Da’wah secara kotroversial adalah pendekatan yang dibawa oleh Nabi sebagai pendekatan hasil pembacaannya diatas reliti yang ada di persekitaran. Banyak lagi contoh lainnya yang dijadikan pelajaran oleh umat Islam saat ini.
• Da’wah yang seimbang bermaksud da’wah yang memperhatikan semua keperluan al akh dan Islam secara keseluruhan dan memenuhinya secara seimbang. Aktivis juga menghendaki keperluan pribadi dan keluarganya terpenuhi maka da’wah perlu memberikan peluang kepada aktivis ini memelihara dan menjaga keperluannya. Pelajar memerlukan waktu belajar dan mesti mendapatkan markah yang tinggi, ia pun perlu bertemu dengan ibu bapak di kampumg. Keperluan di dalam menjalankan da’wah seperti keperluan ruhiyah, aqliyah dan amaliyah. Keseimbangan ini sesuai dengan prinsip keseimbangan yang Allah terapkan kepada mahlukNya. Dengan seimbang ini maka setiap aktivis merasakan senang dan bahagia.
Dalil
• 3:79 Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata), "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya (walakin kuunuu rabbaaniyiina bimaa kuntum tu'allimuunal kitaaba wa bimaa kuntum tadrusuun).
• 3:146 Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa (Wa ka-ayyin min nabiyyi qaatala ma’ahu ribbiyyuuna katsiir). Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan tidak (pula) menyyerah (kepada musuh) (famaa wahanuu limaa ashaabahum fii sabiilillaahi wa maa dha’ufuu wa maastakaanuu) Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar (Wallaahu yuhibbush-shaabiriin) “.
• 3:179 Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini (maa kaana-llaahu liyadzaral mu'-miniina 'alaa maa antum 'alihi), sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin) (hattaa yamiizal khabiitsa minath-thayyib). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.
• 12:108 Katakanlah : Inilah jalan (agama) ku, aku & orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata ( Qul haadzihii sabilii ad’uu ilallaahi ‘alaa bashiiratin, ana wa manit-taba’anii ), Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik”
Ringkasan
Kondisi kaum muslimin hari ini dilihat dari kelemahan-kelemahan kaum muslimin yaitu: aqidah,tarbiyah,tsaqafah, da’wah, pengorganisasian, akhlak harus diperbaiki dengan da’wah harakyah yang integral: bersifat rabaniyah, minhajiyah, marhaliyah, ulawiyah, sesuai dengan reality, seimbang.