Jumat, 13 Agustus 2010 13:21
Jakarta, NU Online
Masjid jami` al-Munawwaroh yang berada di komplek Pondok Pesantren Ciganjur Jakarta Selatan selama Ramadhan menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah dengan bacaan satu juz setiap malam sehingga dalam satu bulan Ramadhan dapat selesai 30 Juz Al-Quran.
Tradisi ini sudah dimulai beberapa tahun yang lalu ketika pengasuh Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masih hidup, mengikuti yang dilakukan oleh kakeknya KH Hasyim As’ari di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Demikian disampaikan pengurus masjid Al Munawwaroh, Mahbib Khoiron kepada NU Online Jum’at (13/8). Menurutnya, Gus Dur sering menceritakan kebiasaan KH Hasyim Asy’ari yang mentradisikan tarawih 30 juz meskipun beliau bukan seorang penghafal Al-Qur’an (hafidz).
“KH Hasyim Asy’ari membawa dan membaca mushaf Al-Qur’an saat shalat tharawih,” katanya mengutip cerita Gus Dur yang sempat ceritakan juga oleh adiknya Lily Wahid.
Shalat tarawih di masjid al-Munawwaroh dimulai pukul 07.10 WIB diawali dengan shalat Isya’. Usai salat Tarawih kemudian diadakan ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) dan diakhiri shalat witir.
Menurut Mahbib Khoiron, iman shalat Isya sekaligus tarawih di masjid yang menjadi tempat persinggahan para tokoh reformasi pada 1997-998 ini adalah mereka yang hafal Al-Qur’an dan setiap malam disiapkan dua orang untuk menyemak imam dengan metode bin nadhor (melihat mushaf).
"Dengan demikian, masyarakat muslim di sekitar Ciganjur akan terbiasa mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari awal sampai akhir. Jika sudah terbiasa, insya Allah akan timbul nantinya keinginan untuk menghafal dan kemudian mengkajinya ayat demi ayat," kata Mahbib yang juga santri Pesantren Ciganjur. (nuz)